Pandawa Lima Nama Nama Wayang Dan Gambarnya

Pandawa Lima Nama Nama Wayang Dan Gambarnya

Jenis Senjata Pandawa Lima

Dalam perang yang terjadi antara Pandawa dan Kurawa, pihak Pandawa Lima ternyata memiliki beberapa jenis senjata pusaka.

Berikut ini daftar jenis-jenis senjata Pandawa Lima yang dirangkum oleh Mahendra Sucipta dalam Ensiklopedia Tokoh-tokoh Pewayangan dan Silsilahnya (2010):

tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Yuda PrinadaPenulis: Yuda PrinadaEditor: Dhita Koesno

Belanja di App banyak untungnya:

Dalam kisah Perang Bharatayudha, pihak yang saling bersitegang adalah Pandawa Lima dengan Kurawa. Keduanya bertarung dalam pertempuran yang dikenal dengan nama Perang Kuruksetra, lalu siapa sebenarnya Pandawa Lima tersebut?

Dari namanya, sudah ketahuan bahwa Pandawa Lima terdiri dari lima orang tokoh. Mengutip buku Baboning Pepak Basa Jawa karya Budi Anwari (2020), kelimanya adalah Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.

Kelima tokoh tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya, baik dari segi silsilah, nama, karakter, dan keahliannya. Agar lebih jelas, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Festival Wayang Orang, Pemkot Ingin Jadikan Semarang Kota Berbudaya yang Terus Berkiprah

Kelima tokoh tersebut, yaitu  Yudistira, Bima, Aruna, Nakula, dan Sadewa. Berikut kelima tokoh pewayangan Pandwa Lima memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda yang dikutip dari laman resmi Pemkot Surakarta.

Yudistira merupakan putra pertama dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Yudistira memiliki nama kecil yaitu Raden Puntadewa. Sosok Yudistira digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Yama, dan memerintah di Kerajaan Amarta. Tokoh ini memiliki karakter yang sangat bijaksana, hampir tidak pernah berbuat dusta atau berbohong seumur hidupnya, memiliki moral yang sangat tinggi, dan merupakan orang yang pemaaf.

Asal Kerajaan dan Wilayah yang Dipimpin Pandawa Lima

Mengacu pada asal orang tua Pandawa Lima, asal kerajaan mereka adalah Hastinapura. Di kerajaan tersebut, para Pandawa Lima yang masih kecil hidup bersama para kurawa kecil.

Setelah beranjak dewasa, Kurawa berusaha mengambil tahta Hastinapura (sering disebut Astina).

Tentunya, hal tersebut tidak didiamkan begitu saja oleh Pandawa Lima. Dalam wiracarita Mahabharata, mereka bertempur dalam Perang Bharatayudha dan lokasinya berlangsung di Kurukshetra.

Pertempuran tersebut berlangsung selama delapan belas hari dengan kemenangan berhasil diraih pihak Pandawa. Pada dasarnya, kelima anak Pandu ini memiliki wilayah kepemimpinannya masing-masing.

Berikut ini daftar nama kerajaan atau wilayah yang dipimpin oleh kelimanya:

CdM Angela Tanoesoedibjo Berikan Cendera Mata Wayang ke Wali Kota Athlete Village Asian Para Games 2022

Bima memiliki nama lain yaitu Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayusuta, Sena, Wekudara, Wijasena, dan Jagal Abilawa. Bima merupakan putra kedua dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Bima digambarkan sebagai jelmaan dari Dewa Bayu, yang bertempat tinggal di Kadipaten Jodipati di wilayah Indraprastha. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang kuat, bersifat kasar, dan menakutkan di mata musuh, namun memiliki hati yang sangat lembut. Bima memiliki senjata istimewa, yakni Gada Rujakpala dan Kuku Pancanaka. Bima memiliki sifat yang gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur.

JANGAN LUPA RATE YA GAN

Pandawa Lima adalah sebutan untuk sebuah keluarga di dunia pewayangan yang terdiri atas lima orang laki-laki bersaudara pembela dan pejuang kebenaran. Ternyata seperti halnya tokoh-tokoh pewayangan lain seperti Ramayana, Punakawan dan lain-lainnya. Pandawa Lima juga mengandung makna yg mendalam sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam pewayang Jawa Pandawa Lima lebih dikenal dengan isitilah Pendawa Lima kependekan dari Pendalaman Wawasan Lima. Maksudnya adalah Membina dan Membing Umat agar lebih memperdalam lebih jauh tentang apa arti sesungguhnya tentang Rukun Islam yang lima dan apa makna filosofinya dalam prilaku hidup muslim Dalam dunia pewayangan arti Pendawa Lima adalah merupakan visualisasi dari rukun Islam yang lima, maksudnya bahwa figur Pandawa Lima itu merupakan gambaran rukun Islam yang lima. Berikut uraian tokoh-tokoh Pandawa Lima:

Spoiler for Yudhistira:

Spoiler for yudhistira:

Yudhistira (Puntadewa/Satria Pembarep/Ksatria Tertua) Yudisthira merupakan sulung dari para Pandawa. Dia memiliki sifat jujur, adil, sabar, taat, dan penuh percaya diri. Dikisahkan juga bahwa selama hidupnya, Yudisthira tidak pernah berbohong. Yudisthira mahir menggunakan tombak sebagai alat perang. Dikisahkan juga bahwa setelah perang Baratayuda, Yudisthira adalah pemegang tahta kerajaan Hastinapura. Yudhistira mempunyai senjata “Jimat Kalimasada” alih bahasa dari kalimat Syahadat. Dengan senjata ini ia tidak pernah kalah ataupun putus asa menghadapi musibah, tidak banyak suudzon terhadap setiap orang. Sebagian pendapat mengatakan bahwa istilah Kalimasada berasal dari kata Kalimat Syahadat, yaitu sebuah kalimat utama dalam agama Islam. Kalimat tersebut berisi pengakuan tentang adanya Tuhan yang tunggal, serta Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Tentang Kalimasada : Menurut pendapat tersebut, istilah Kalimasada diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa pada abad ke-16. Konon, Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah, antara lain ia memasukkan istilah Kalimat Syahadat ke dalam dunia pewayangan. Namun pendapat lain mengatakan bahwa sebelum datangnya agama Islam, istilah Kalimasada sudah dikenal dalam kesussastraan Jawa. Pendapat ini antara lain dikemukakan oleh Dr.Kuntar Wiryamartana SJ. Istilah Kalimasada bukan berasal dari kata Kalimat Syahadat, melainkan berasal dari kata Kalimahosaddha. Istilah Kalimahosaddha ditemukan dalam naskah Kakimpoi Bharatayuddha yang ditulis pada tahun 1157 atau abad ke-12, pada masa pemerintahan Maharaja Jayabhaya di Kerajaan Kadiri. Istilah tersebut jika dipilah menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang bermakna "obat mujarab Dewi Kali". Kakimpoi Bharatayuddha mengisahkan perang besar antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Pada hari ke-18 panglima pihak Korawa yang bernama Salya bertempur melawan Yudistira. Yudistira melemparkan kitab pusakanya yang bernama Pustaka Kalimahosaddha ke arah Salya. Kitab tersebut berubah menjadi tombak yang menembus dada Salya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah Kalimahosaddha sudah dikenal masyarakat Jawa sejak beberapa abad sebelum munculnya Sunan Kalijaga. Mungkin yang terjadi adalah Sunan Kalijaga memadukan istilah Kalimahosaddha dengan Kalimat Syahadat menjadi Kalimasada sebagai sarana untuk berdakwah. Tokoh ini memang terkenal sebagai ulama sekaligus budayawan di Tanah Jawa, oleh karena itu Yudhistira merupakan gambaran Rukun Islam yang pertama yiatu Dua Kalimat Syahadat (karena disebutkan bahwa dia mempunyai Jimat Kalimasada.

Bima(Bratasena/Satrio Penegak Pandowo/Ksatria Penegak Pandawa) Bima adalah anak kedua dari keluarga Pandawa. Bima memiliki arti “mengerikan” dalam bahasa sansekerta. Mungkin hal ini karena Bima memang memiliki perawakan yang besar diantara saudaranya yang lain. Tak heran, Bima menjadi panglima perang dalam perang Baratayuda, memimpin tentara Pandawa. Bima diceritakan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, jujur, tabah, dan patuh. Selain itu, Bima dikenal sebagai tokoh yang tidak suka basa-basi. Dikisahkan juga bahwa Bima adalah titisan Bayu, dewa angin, yang menjelma menjadi Pandu saat menikahi dewi Kunti. Bima mahir menggunakan senjata gada yang terkenal dengan nama Rujakpala, tidak ketinggalan senjata lainnya, yaitu kuku Bima, yang dinamakan Pancakenaka. Pada perang Baratayuda, Bima adalah tokoh penutup perang yang berhasil membunuh Duryodana, pemimpin tertinggi Kurawa. Bima memiliki anak dari perkimpoiannya dengan Dewi Arimbi yang bernama Gatotkaca. Bima digambarkan selalu siap dengan senjata pamungkasnya yaitu Kuku Pancanaka yang diartikan sholat lima waktu haruslah ditegakkan dalam keadaan apapun. Julukan Ksatria Penegak ini merefleksikan Ibadah Shalat sebagai Tiang Agama atau Penegak Agama, oleh karena itu Bima digambarkan sebagai Rukun Islam yang kedua yaitu Menegakkan Shalat.

Arjuna(Wijaya/SatrioPenengah Pandowo/Ksatria Penengah Pandawa) Arjuna adalah anak ketiga. Dikisahkan Arjuna merupakan titisan dewa Indra, raja semua Dewa. Dikisahkan Arjuna memiliki sifat mulia, cerdik, berani, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan. Arjuna adalah tokoh yang paling rupawan diantara saudara-saudaranya. Sehingga tidak heran, kalau Arjuna sering dianalogikan sebagai lelaki yang tampan, gagah, dan gentle di kehidupan kita sekarang. Arjuna lihai memainkan senjata panah. Dalam perang Baratayudha, Arjuna menggunakan Pasupati, nama panahnya, untuk membunuh Bisma, panglima besar Kurawa. Dalam perang juga, Arjuna dikenal sebagai ksatria tanpa tanding, karena saat bertempur, Arjuna tidak pernah sekalipun menemui kekalahan. Arjuna memiliki banyak istri karena ketampanannya, salah satunya yang terkenal adalah dewi Srikandi yang membantu Arjuna membunuh Bisma. Raden Arjuna digambarkan sebagai tokoh yang sangat tampan, lemah lembut, pemberani, pemanah ulung, pembela kebenaran, dan idola kaum wanita. Ini merefleksikan Ibadah Puasa wajib dibulan Ramadhan yang penuh hikmah dan pahala sehingga menarik hati kaum Muslim utk beribadah sebanyak-banyaknya. Keahlian Raden Arjuna dalam bertempur dan memanah ini merefleksikan Ibadah Puasa sebagai senjata utk melawan hawa nafsu. Orang berpuasa banyak godaan hawa nafsu setan apabila tidak kuat menghindarinya pasti akan jebol pertahanannya. Arjuna merupakan gambaran Rukun Islam yang ke-tiga yaitu Puasa di Bulan Ramadhan hal ini karena dia mempunyai/ kesaktian yang tak terkalahkan, dan sesuatu yang menyenangkan pandangan, karena dia gemar Tirakat/bertapa (berpuasa) dan gemar menahan nafsu.

Nakula (Ksatria kembar) Nakula adalah anak keempat dari Pandawa, dan lahir dari perkimpoian antara Pandu dengan dewi Madri. Nakula diceritakan memiliki sifat taat, setia, belas kasih, tahu membalas budi, dan menyimpan rahasia. Nakula memiliki saudara kembar, yaitu Sadewa. Nakula juga terkenal sebagai orang yang tampan, namun tidak seperti Arjuna yang rendah hati dengan ketampanannya. Nakula lebih membanggakan ketampanannya dan tidak mau mengalah. Nakula lihai memainkan senjata pedang pada perang Baratayuda. Kelebihan lainnya yang dimiliki Nakula adalah ilmu pengobatan, karena Nakula dipercaya sebagai titisan dewa Aswin, dewa pengobatan. Selain itu, Nakula lihai mengengendarai kuda, dan memiliki ingatan yang sangat tajam dan tidak terbatas. Nakula adalah gambaran Rukun Islam yang ke-empat yaitu Membayar Zakat hal ini karena dia gemar bersolek dengan pakaian bagus dan bersih, suka memberi serta belas-kasih pada kaum yang lemah, lambang orang kaya yang Dermawan/suka memberi infaq, shadaqah dan zakat.

Sadewa (Ksatria Kembar) Sadewa adalah bungsu dari Pandawa lainnya. Merupakan kembaran dari Nakula. Jika Nakula dianugerahi ketampanan, maka Sadewa dianugerahi kepandaian, terutama dalam bidang astronomi, sehingga Sadewa memiliki kemampuan meramal untuk masa depan. Sifat Sadewa adalah bijak dan pandai, bahkan Yudisthira pernah berkata bahwa Sadewa memiliki kebijaksanaan lebih tinggi daripada Wrehaspati, guru para Dewa. Dikisahkan juga bahwa Sadewa adalah tokoh yang berhasil membunuh Sengkuni, paman para Kurawa yang terkenal dengan kelicikannya dan pintar menghasut. Sadewa berhasil membunuh Sengkuni dengan kecerdikan dan kepandaian yang dia miliki. Sadewa merupakan tokoh pendiam dalam kisah Mahabharata. Sadewa digambaran sebagai Rukun Islam yang ke-lima yaitu Kewajiban pergi Haji hal ini karena Sadewa suka melancong, mengembara mencari ilmu dan hikmah di tempat-tempat yang bersejarah. Zakat dan Haji digambarkan sebagai dua ksatria kembar Nakula dan Sadewa, mereka jarang muncul sebagaimana zakat dan haji diwajibkan bagi orang yang mampu, kalau tidak ada Nakula dan Sadewa maka Pandewa akan runtuh dan hancur begitu pula umat Islam jika tidak ada para hartawan yang sanggup membayar zakat dan menunaikan ibadah haji, fakir miskin akan terancam kekafiran dan kemurtadan. Kesenjangan sosial tidak terjembatani.

SEMOGA THREAD INI BERMANFAATBAGI JURAGAN2 SEMUA

tirto.id - Dalam kisah Mahabharata, istilah Pandawa Lima dipakai untuk menjuluki tokoh pewayangan yang merupakan lima putra Raja Hastinapura, nama raja tersebut adalah Pandu.

Urutan nama anak Pandu yang dimaksud berawal dari Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.

Para putra Pandu ini lahir dari dua ibu yang berbeda, yakni Kunti dan Madri. Anak yang lahir dari rahim Kunti berurutan meliputi Yudistira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan yang dilahirkan Madri, ada Nakula sebagai anak pertama dan Sadewa sebagai anak keduanya.

Berikut ini urutan Pandawa Lima beserta watak-wataknya:

Kelima orang dalam daftar di atas dikisahkan sebagai tokoh protagonis yang melawan tokoh antagonis.

Sedangkan tokoh antagonisnya, terdiri dari anak-anak Dretarasta (disebut Kurawa) yang sebenarnya masih sedarah dengan Pandu.

Perang antara Pandawa dengan Kurawa tersebut dikenal sebagai Perang Barathayudha. Hal yang menjadi pemicu peperangan adalah ambisi para Kurawa yang ingin menguasai Hastinapura.

Silsilah Pandawa Lima

Mengutip dari tesis berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Bahasa Jawa Mengenai Tokoh Wayang Pandawa Lima untuk Siswa Sekolah Dasar karya Nur Iswanti Hasani, Pandawa Lima merupakan keturunan dari Pandu Dewanata atau Prabu Pandu Dewanata.

Prabu Pandu Dewanata memiliki dua orang istri, yakni Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Dari Dewi Kunti, lahirlah Yudhistira, Bima, dan Arjuna. Sementara Nakula dan Sadewa terlahir dari Dewi Madrim.

Anak tertua dari Pandawa Lima adalah Yudhistira dengan nama kecil Puntadewa. Dirinya disebut sebagai titisan Dewa Yama, dewa akhirat. Ia merupakan raja di Keraton Amarta atau Indraprasta. Yudhistira memiliki istri bernama Drupadi dan seorang anak bernama Raden Pancawala

Mengutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta, tokoh yang satu ini terkenal memiliki karakter bijaksana, sabar, tidak suka memiliki musuh, mengutamakan kesatuan dan persatuan, hampir tidak pernah berdusta, memiliki moral tinggi, serta merupakan seorang pemaaf.

Meski memiliki sifat-sifat yang dominan baik, Yudhistira juga memiliki kelemahan. Dirinya memiliki kesukaan berjudi (bermain dadu). Akibat kesukaannya tersebut, Yudhistira menerima tantangan Sangkuni untuk bermain dadu. Sialnya, dadu tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa agar menuruti kehendak Sangkuni.

Yudhistira yang kalah kemudian kehilangan seluruh hartanya dan harus mengasingkan diri di Hutan Kamiaka bersama istrinya dan para Pandawa lainnya selama 12 tahun dan 1 tahun penyamaran.

Yudhistira memiliki beberapa nama lain seperti Puntadewa, Dwijakangka, Gunatali, Ajatasatru, Krama. Senjatanya bernama Jimat Kalimasada.

Tokoh Pandawa Lima yang kedua ini juga terkenal dengan nama Werkudara. Ia merupakan anak kedua dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Disebutkan bahwa Bima merupakan titisan dari Dewa Bayu. Tokoh ini juga terkenal karena berhasil membunuh Prabu Duryudana saat perang Bharatayudha.

Bima adalah seorang yang kuat, berlengan panjang, tinggi, dan paling menakutkan di antara saudara-saudaranya. Meski demikian Bima juga digambarkan sebagai seorang berhati lembut, gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur. Ia juga diceritakan mampu mempunyai kekuatan angin dan dapat menghancurkan gunung.

Bima tinggal di Kadipaten Jodipati, wilayah Indraprasta. Bima memiliki tiga orang istri, yakni Arimbi, Urangayu, dan Nagagini. Dari Arimbi, ia dianugerahi seorang anak, yakni Gatotkaca. Anaknya dari Urangayu bernama Arya Anantasena, sedangkan anaknya dari Arimbi bernama Arya Anantareja.

Bima memiliki banyak nama lain. Sebut saja Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayu Suta, Bayu Putra, Werkudara, Wijasena, Jagal Abilawa, Gundawa Sastraatmaja, dan Arya Panenggak. Senjata yang dimiliki Bima adalah Kuku Pancanaka, Gada Rujak Pala, dan Gada Lukita Sari.

Anak tengah dalam Pandawa Lima adalah Arjuna. Ia merupakan anak terakhir dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti dengan nama kecil Permadi. Arjuna disebut-sebut sebagai titisan dari Dewa Indra (dewa perang).

Arjuna diceritakan merupakan seorang yang suka bertapa dan belajar. Wataknya adalah luhur, suka membantu, dan cerdik. Selain itu, ia juga ahli dalam bidang memanah serta dianggap sebagai seorang kesatria.

Karena ketampanannya, Arjuna disebut memiliki 16 istri dengan banyak anak. Di antara anak-anaknya adalah Abimanyu, Kumaladewa, Kumalasakti, dan Raden Wisanggeni.

Arjuna, Permadi, Margana, Pamadyaning Panning Pandawa, Dananjaya, Mintaraga, Ciptahening, Prabu Kariti, Kendhi Tatnala, Palguna, Kombang Ali-Ali, Jlamprong, Pandu Putra, Endra Tanaya, Wijanarka Pamade, dan Raden Pandutanaya adalah nama lain dari Arjuna. Senjata miliknya adalah Keris Pulanggeni, Cundha Manila, Aji Sepiangin, Cincin Setyaningampal, Panah Arda Dhedhali, Panah Pasopati, dan Panah Suratama.

Akibat keahliannya dalam memanah dan sikap kesatria, dalam Perang Bharatayudha, Arjuna memegang amanah sebagai seorang Senopati atau pemimpin perang. Dalam perang tersebut, ia berhasil membunuh Prabu Karna, panglima para Kurawa.

Nakula yang bernama kecil Pinten adalah anak dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Ia lahir berbarengan dengan Sadewa dan menjadikan keduanya saudara kembar. Nakula disebut merupakan jelmaan dari Dewa Kembar Aswin (dewa pengobatan).

Ia merupakan sosok yang jujur, setia, taat, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi. Selain itu, ia juga pandai memainkan senjata, utamanya pedang. Nakula juga digambarkan sebagai sosok yang mempunyai kesukaan dalam bidang pertanian.

Istri Nakula bernama Soka. Keduanya mendapat dua anak, yakni Dewi Pramati dan Bambang Pramusinta.

Anggota Pandawa Lima yang terakhir adalah Sadewa.Nama kecilnya adalah Tangsen. Ia merupakan saudara kembar Nakula yang lahir dari pasangan Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Seusai perang, Sadewa dan Nakula menjadi raja di Madraka.

Ia digambarkan memiliki kemahiran dalam bidang peternakan dan ilmu astronomi. Selain itu, Sadewa juga disebut memiliki sifat rajin, bijaksana, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi.

Ia memiliki seorang istri bernama Dewi Padapa. Anak dari Sadewa adalah Begawan Tembangpetra, Raden Sabekti, dan Raden Dewakusuma.

Nah, itulah Pandawa Lima dalam kisah pewayangan yang terkenal. Semoga bermanfaat ya, detikers!

SOLO, iNews.id – Tak semua anak muda atau generasi milenial mengenal tokoh pewayangan Pandawa Lima. Berikut ini nama-nama, sifat dan karakter Pandawa Lima yang perlu dikenal oleh generasi milenial saat ini.

Pandawa Lima merupakan sebutan untuk lima bersaudara pada tokoh pewayangan yang terdapat dalam kisah Mahabharata. Sesuai namanya Pandawa Lima terdiri dari 5 tokoh yang merupakan anak dari Pandu, seorang Raja di Hastinapura.